Gunungkidul - Bersamaan kabar di keluarkan 3 siswa SMPN 1 Ponjong ,Gunungkidu,l D.IY. Yang saat ini di terima lagi agar untuk masuk ke sekolah mengikuti pendidikan di SMP N 1 ponjong. Mencuatnya dugaan penarikan iuran berbentuk sumbangan dari masing masing siswa tersebut.
Sedangkan terkait sumbangan kelas IX tersebut sebesar Rp 500.000, dengan dalih untuk biaya les, foto ijasah dan wisuda.
Dan tidak cuma hanya kelas IX yang di minta i iuran/ sumbangan. Melainkan juga. kelas VII dan VIII. Kelas VII dan VIII juga di minta i suruh membayar uang sebesar Rp 500.000.
Menurut keterangan salah satu wali murid bahwa kelas VII dan VIII juga di minta sumbangan untuk membayar guru honorer dan untuk membeli keperluaan di kelas masing masing. Seperti sapu, sulak dan lain lain.
Waktu awak media turun kelapangan konfirmasi kepada wali murid di rumah nya mengatakan. ."" Anak saya di kelas tujuh di minta sumbangan 500 ribu dan di kelas delapan juga di minta bayar 500ribu dan katanya uang iuran tersebut untuk pembangunan pagar dan untuk keperluaar di kelas masing masing."". Ucap orang tua murid.
Terkait tarikan iuran dana waktu awak media konfirmasi kepada kepala sekolah SMP N1 Ponjong, Nur sutanta S.pd.M.Or. mengelak adanya pungutan tersebut tetapi waktu di putar rekaman pengakuaan salah satu wali murid langsung mengakui adanya tarikan dana sebesar 500 ribu tersebut.
Mengenai iuran tersebut pihak kepala sekolah menyampaikan jika mengenai iuran kelas IX Tersebut pihak sekolah memaparkan kebutuhan siswa sekolah pada komite,kemudiaan pihak komite membuat surat edaran atau undangan untuk memanggil wali murid untuk mengadakan musyawarah, untuk mengadakan sumbangan sebesar Rp 500.000, ( lima ratus ribu rupiah ). Hal tersebut di sampaikan pada rabu tanggal (16 /10/2024), di ruang kepala sekolah.
Berikut kutipan keterangan kepala sekolah waktu di temui awak media pada hari rabu ( 16/10/2024 ). Masalah penarikan iuran atas nama komite, kepala sekolah menyerahkan kepada komite sekolah tersebut.kepala sekolah memberi kelonggaran atas wali murid yang tidak mampu Dan memberi kebebasan untuk tidak membayar iurang/ sumbangannya tersebut"" ungkap kepala sekalah.
Akan tetapi yang terjadi malah sebaliknya, Yang belum membayar tetap di kejar untuk segera membayar/ melunasi iuran tersebut.
Sekertaris Dinas Pendidikan Gunungkidul Agus Subariyanto, S.T, di konfirmasi melalui sambungan telp Whatsaap pada rabu ( 23/10/2024 ) sore itu. Menyampaikan pasal UU yang mengatur.
Hanya sebagai informasi bahwa terkait dengan pelanggaran dana di sekolah sesuai permendikbud no 75 tahun 2016 tentang komite sekolah :
1. Penggalangan dana di lakukan oleh komite sekolah.
2. Penggalangan dana dan sumber daya pendidikan lainya berbentuk bantuan dan / atau sumbangan, bukan pungutan, dalam chatnya.
Di tegaskan di akir chatnya terkait hal tersebut di atur permendikbud no 75 tahun 2016, Tentang komit e sekolah.
Meski di beri kebebasan terkait iuran, beberapa wali murid belum semuanya tau. Hingga beberapa wali murid menyampaikan hal tersebut kepada awak media.Tujuanya agar pihak Disdik mengetahui, Dan jika memang seharusnya demikian pun mereka pun akan membayar iuran bila mesti dirasa besaran iuran yang di sampaikan sangat berat bagi yang tidak mampu.
Dan selain itu yang untuk kelas IX juga ada edaran terkait stady tour ke balai bulan depan. Dengan kisaran tarikan Rp 1.650.000 ( satu juta enam ratus lima puluh ribu rupiah ) dan itu banyak wali murid yng mengeluh. Terkait biaya stady tour ke pulau bali bulan November 2024 bulan depan.
Banyak wali murid mengeluh terkait pungutan pungutan dan iuran apalagi yang untuk bayar stady tour yang untuk kelas IX di wajibkan ikut, jadi banyak wali murid megeluh terkait biaya stady tour tersebut.
Jelas itu menguntungkan pihak sekolah terutama para guru dan komite. Waktu di konfirmasi awak media Kepala Sekolah SMP N1 Ponjong Nur Sutanta S.pd.Or. di ruangan Kepala Dinas Pendidikan Gunungkidul, mengatakan memang benar mas bulan November mau pelaksanaan Stady tour di Bali.
Rep : Anangs.