Terancam Kebebasan Pers Dengan Lemahnya Penegakan Hukum Terhadap Dugaan Penyimpangan BBM Diberbagai Wilayah Di Riau, Salahsatunya di SPBU 14. 284.633 -->

Iklan Semua Halaman

Terancam Kebebasan Pers Dengan Lemahnya Penegakan Hukum Terhadap Dugaan Penyimpangan BBM Diberbagai Wilayah Di Riau, Salahsatunya di SPBU 14. 284.633

Kabar Investigasi
Sabtu, 23 Agustus 2025

 



Pelalawan, Riau - SPBU merupakan sarana pengisian bahan bakar resmi untuk masyarakat luas. Berbeda dengan SPBU di Kerinci kota, diduga sengaja di adakan preman untuk menghadapi rekan wartawan yang melakukan tugas sebagai kontrol sosial. 


Disaat rekan wartawan pekanbaru hendak melakukan investigasi disalah satu SPBU 14.284.633 yang berada di Kerinci kota, kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau. Selasa (19/8/2025). Melalui investigasi tersebut terlihat melayani pelangsir BBM jenis Solar dengan mengunakan mobil bus dan dump truck, dan secara berulang - ulang dalam waktu yang sama, pada malam itu. diduga penyalahgunaan barcode.


Sebelumnya SPBU yang berada di kerinci kota tersebut sudah berkali - kali dapat teguran dari pertamina dikarenakan penyalahgunaan BBM.


Namun terlihat merasa kebal hukum dan tidak mengindahkan aturan sehingga SPBU tersebut diduga masih bebas melakukan praktek penyimpangan BBM jenis solar dan dan diduga sengaja menyediakan preman yang modusnya seakan pegawai SPBU.


Hari Selasa malam 19/8/2025 sekira pukul 21.00 wib, tiga orang wartawan dari pekanbaru "Dua Pria dan Satu Wanita" dan disaat melakukan konfirmasi kepada pegawai operator SPBU tersebut perihal dugaan penyalah gunaan barcode., Operator yang bertugas menjawab dengan penuh kecurigaan sambil menanyakan KTA wartawan, kemudian ia mengaku gak main BBM lagi "ucapnya pelan


Tidak lama kemudian datang sebuah mobil jenis Bus dan turun dua orang dari Bus itu sambil mengisi solar dengan menggunakan Tangki, lalu supir Bus bertanya kepada wartawan dengan nada keras "ngapain abang disini.!!


"Ngapain disini ucapnya dengan nada keras lagi. Hingga ke tiga wartawan menjawab dengan banyak maaf sambil bertanya balik siapa sosok pihak Bus tersebut. Namun pihak Bus mengaku pegawai SPBU dengan keras.


Sementara itu, terlihat situasi semakin memanas dan menguat ke curigaan hingga wartawan sempat bertanya: jika kalian pegawai SPBU ini, lalu mengapa menjadi orang Bus dengan mengisi BBM jenis Solar dari SPBU ini dengan menggunakan Tangki secara berulang-ulang.? Tanya wartawan 


Tidak sampai disitu, hal tersebut semakin tambah dugaan dikarenakan pihaknya (orang Bus) yang mengaku pegawai SPBU tersebut, tanpa mengenakan seragam dinas SPBU tapi hanya menggunakan baju kaos dan celana pendek.


Saat itu juga, kemudian pihak Bus langsung menelpon teman - temannya mengatakan "disini ada wartawan yang menghalang - halangi ngisi BBM, ayo kita keroyok " Lalu si oknum supir Bus buka pintu bergegas pergi. 


"Tidak lama kemudian datang lima orang dengan menggunakan dua motor bertanya dengan nada keras " Ngapain kalian disini babi, anjing??


Mengingat suasana semakin memburuk hingga wartawan dengan nada pelan memohon maaf sambil bertanya mereka, siapa Abang ?


Jawab mereka, saya pegawai SPBU dasar kalian wartawan babi, anjing, kalian minta uang kan? Semua wartawan minta uang disini "tegasnya 


Menanggapi hal tersebut, ketiga wartawan menjelaskan bahwa tidak ada minta uang.


"Kami awalnya datang kesini hanya melakukan investigasi dan konfirmasi terkait informasi dari masyarakat kalau di SPBU ini ada dugaan penyalahgunaan barcode pengisian BBM. Jawab wartawan 


Namun, pihak SPBU masih saja ngotot dengan penuh emosi, marah-marah sambil mengatakan babi, anjing sambil mendorong wartawan sehingga rekan wartawan hampir terjatuh didorongnya.


Tidak sampai disitu, disaat itu juga datang lagi dua orang menggunakan mobil minibus, begitu juga si supir Bus mobil tua dan dengan mobil kawannya kembali datang ke SPBU menghampiri wartawan, yang mengaku sebagai pegawai SPBU tadi mengatakan "pukul dia..!!


"Lalu oknum Supir Bus mengayunkan tinjunya ke arah wartawan namun tidak kenak dan sambil di teriakan oleh wartawan wanita : kalau kalian main keroyok akan saya lapor ke polres. Dan jawab mereka, Silahkan kalian melapor kami gak takut "jawabnya


Peristiwa ini merupakan wajah aparat penegak hukum dalam fungsinya tentunya ini menandakan lemahnya penegak hukum dalam menertibkan dan menindak pelaku penyalahgunaan BBM maupun pelaku kekerasan dan pengeroyokan terhadap rekan - rekan wartawan yang terjadi diberbagai daerah khususnya di wilayah provinsi Riau. Sehingga ancaman terhadap kebebasan pers semakin terjadi 


Wartawan yang hampir dipersekusi oleh preman yang mengaku pegawai SPBU di kota Kerinci, berharap kepada Kapolres Pelalawan, Pertamina, PPH Migas agar melakukan fungsinya dan menindak para pelaku sesuai undang - undang yang berlaku.


Reporter : Athia