MDMC dan Karang Tanggu Gelar Sosialisasi Penyusunan Kajian Risiko Bencana di Desa Pungkit -->

Iklan Semua Halaman

MDMC dan Karang Tanggu Gelar Sosialisasi Penyusunan Kajian Risiko Bencana di Desa Pungkit

Kabar Investigasi
Senin, 01 September 2025

 



Sumbawa Besar, 28 Agustus 2025 – Dalam upaya meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat terhadap potensi bencana, Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) melalui program Karang Tanggu menyelenggarakan sosialisasi penyusunan kajian risiko bencana di Desa Pungkit, Kecamatan Moyo Utara, Kabupaten Sumbawa.


Kegiatan ini berlangsung selama empat hari, mulai tanggal 26 hingga 29 Agustus 2025, dan dipusatkan di Aula Kantor Desa Pungkit. Sosialisasi ini melibatkan berbagai unsur masyarakat, mulai dari tokoh masyarakat, lansia, hingga perwakilan organisasi kemasyarakatan dari Desa Pungkit dan Dusun Ai Limung. Jumlah peserta tercatat sebanyak 60 orang yang secara aktif mengikuti seluruh rangkaian kegiatan.


Sosialisasi ini juga menjadi bagian dari program unggulan mahasiswa Kuliah Kerja Lapangan (KKL) Kelompok 16 Universitas Samawa (UNSA), dan dilaksanakan atas dukungan Bupati Sumbawa, serta kerja sama lintas sektor, di antaranya Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumbawa, program Siap Siaga, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dan Pemerintah Australia.


Tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk menyusun kajian risiko bencana berbasis komunitas, yang dimulai dengan pemetaan wilayah rawan bencana berdasarkan pengalaman nyata masyarakat. Pendekatan ini dinilai efektif untuk mengidentifikasi ancaman dan kerentanan di tingkat desa guna menghasilkan rekomendasi yang tepat dalam perencanaan mitigasi bencana ke depan.


Ismail, selaku Pendamping Desa Karang Tanggu, dalam sambutannya pada hari pertama kegiatan menyampaikan pentingnya melibatkan masyarakat secara langsung dalam proses penyusunan kajian risiko.


“Kami sebagai pendamping desa mengetahui secara langsung karakteristik wilayah ini. Dalam kegiatan ini, kami akan memetakan titik-titik bencana bersama masyarakat, khususnya para lansia yang punya pengalaman hidup menghadapi berbagai bencana. Dari mereka kita bisa tahu dampak seperti banjir yang menyebabkan penyakit kulit, diare, hingga demam karena kurangnya akses air bersih,” jelas Ismail.


Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa data dan informasi dari masyarakat akan menjadi dasar penting dalam menyusun rencana aksi penanggulangan bencana yang realistis dan tepat sasaran.


Kepala Desa Pungkit, Drs Mansyur, turut memberikan apresiasi tinggi terhadap kegiatan ini. Ia menilai, program Karang Tanggu membawa manfaat besar bagi warganya, khususnya dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam menghadapi situasi darurat.


“Kami sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah hadir dan berkontribusi. Dengan adanya kegiatan ini, masyarakat jadi lebih siap jika suatu saat terjadi bencana. Mereka akan tahu bagaimana cara menyelamatkan diri, ke mana harus evakuasi, dan mengenali tanda-tanda akan datangnya bencana,” ungkap Mansyur.


Kegiatan ini diharapkan menjadi langkah awal dalam menciptakan masyarakat Desa Pungkit yang tangguh terhadap bencana, serta menjadi model kolaborasi antar pihak dalam membangun ketahanan berbasis komunitas.

(Henri)